Bali Tourism Board (BTB) atau GIPI Bali menggelar "hearing" di Jimbaran Grand Ballroom yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan pariwisata Bali dengan kedua pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali. 

Acara ini menjadi momentum penting bagi pelaku industri pariwisata untuk mendengarkan langsung komitmen para paslon terhadap masa depan pariwisata Bali, sektor vital yang berkontribusi besar terhadap perekonomian dan budaya Bali.

Ketua BTB, IB Agung Partha Adnyana, menekankan pentingnya suara sektor pariwisata yang mencakup sekitar 1,2 juta potensi suara dalam Pilgub Bali 2024.

“Kami berbicara mengenai 1,2 juta orang yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, belum termasuk keluarga mereka. Itu adalah suara yang signifikan dalam menentukan arah kebijakan Bali ke depan,” ungkap Agung Partha, Jumat (25/10).

Ia menegaskan, komunitas pariwisata memiliki ekspektasi tinggi terhadap paslon yang tidak hanya berjanji, tetapi juga memberikan jaminan akan keberlanjutan sektor ini.

Menurut Agung, komitmen paslon dalam memajukan pariwisata Bali akan menentukan dukungan dari stakeholder yang berharap pemimpin baru dapat memajukan sektor pariwisata secara berkelanjutan. 

“Kami tidak hanya mendukung program sementara; kami ingin komitmen jangka panjang yang dapat menjamin Bali tetap menjadi destinasi wisata unggulan,” tambahnya.

Paslon nomor urut 1, Made Muliawan Arya (De Gadjah) dan Putu Agus Suradnyana (PAS), menggarisbawahi pentingnya kolaborasi seluruh komponen masyarakat Bali dalam memajukan sektor ini. 

“Kami berencana untuk menghidupkan kembali penghargaan Tri Hita Karana Award sebagai bentuk apresiasi atas upaya menjaga keseimbangan antara alam, manusia, dan budaya dalam pariwisata. 

Pendekatan ini adalah cerminan komitmen kami untuk sektor yang tidak hanya maju tetapi juga berkelanjutan,” ujar De Gadjah.

Di sisi lain, Paslon nomor urut 2, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta, fokus pada solusi infrastruktur melalui rencana pembangunan MRT Bali untuk meningkatkan aksesibilitas wisatawan dan mengurangi kemacetan. 

Koster meyakini bahwa fasilitas transportasi yang maju akan meningkatkan daya saing Bali di pasar pariwisata global.

“Kami ingin Bali mampu bersaing dengan destinasi dunia lainnya. Pembangunan MRT akan menjadi investasi jangka panjang yang tidak hanya memudahkan wisatawan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat Bali,” kata Koster.

Putu Winastra, Ketua Panitia acara sekaligus Ketua ASITA Bali, menyebutkan bahwa acara hearing ini dihadiri oleh 29 asosiasi pariwisata Bali. 

Menurutnya, keberlanjutan sektor pariwisata memerlukan perhatian khusus dari para pemimpin daerah, terutama dalam penyediaan fasilitas pendukung yang lebih baik.

“Sebagai duta pariwisata Bali, kami berharap fasilitas untuk pelaku industri dapat lebih ditingkatkan. Ini tidak hanya tentang promosi, tetapi juga kesiapan dalam melayani wisatawan dengan standar yang terus meningkat,” jelas Winastra.

Agung Partha menambahkan, sektor pariwisata menyumbang setengah dari perekonomian Bali, dan eksistensi 1,2 juta pekerja pariwisata serta keluarga mereka sangat bergantung pada stabilitas sektor ini. 

“Kami berharap paslon dapat merumuskan kebijakan yang tanggap terhadap tantangan masa kini, dengan mendukung pelaku industri dalam menghadapi tantangan global. Jika tidak, dampaknya akan sangat terasa di kalangan masyarakat Bali,” pungkas Agung.