search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Upacara Pemahayu Jagat Nangluk Merana di Pantai Muaya Jimbaran
Selasa, 12 Desember 2023, 23:35 WITA Follow
image

beritabali/ist/Upacara Pemahayu Jagat Nangluk Merana di Pantai Muaya Jimbaran.

IKUTI BERITABADUNG.ID DI

GOOGLE NEWS

BERITABADUNG.ID, KUTA SELATAN.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung melaksanakan Upacara Pemahayu Jagat, Mepekalem, Nangluk Merana, di Pantai Muaya Desa Adat Jimbaran Kecamatan Kuta Selatan, bertepatan dengan Rainan Tilem Kanem, Anggara Paing, Selasa (12/12).

Upacara ini sebagai wujud persembahan dan permohonan keselamatan bagi alam khususnya Jagat Badung. Upacara dipuput oleh Ida Pedanda Gede Anom Taman Gunung Griya Anom Taman Sari Tumbak Bayuh, Ida Pedanda Darma Kerti Griya Saraswati, Ida Rsi Bujangga Pancaring Buana, Ida Rsi Agung Pemecutan, Ida Pandita Mpu Merta Yoga.

Hadir Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, anggota DPRD Badung I Wayan Loka Astika, Kadis Kebudayaan Badung I Gde Eka Sudarwitha, Ketua PHDI Badung, Camat se-Badung, Lurah Jimbaran, Bendesa Adat Jimbaran.

Acara diawali dengan melaksanakan sarana penyucian dilanjutkan dengan upacara mapekelem dan persembahyangan bersama serta pembagian Tirta untuk dibawa ke masing masing wilayah desa adat yang berada di Kabupaten Badung.

Dalam sembrama wacananya, Wabup Ketut Suiasa mengatakan, upacara pemahayu jagat adalah upacara permohonan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai  Batara Baruna agar menganugerahkan kerahayuan dan keselamatan jagat. 

“Saya mewakili Bupati Badung sangat berterima kasih dan bahagia karena kita semua di Kabupaten Badung saat ini bisa melaksanakan kewajiban kita sebagai umat Hindu untuk menjalankan upacara pemahayu jagat nangluk merana di Pantai Jimbaran. Dari pemerintah hanya memohon agar upacara ini dijalankan sebagaimana mestinya dan pelaksanaanya upacara ini agar bisa menetralisir segala penyakit di Bali, khususnya di Kabupaten Badung. Selain itu nangluk merana juga sebagai wujud bakti dan persembahan agar diberikan keselamatan serta segala wabah penyakit dikembalikan ke tengah-tengah segara,” ujarnya.

“Pelaksanaan upacara ini merupakan upaya menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara manusia dengan lingkungan dan ini wujud nyata masyarakat Badung masih mempertahankan adat dan budaya,” imbuh Suiasa.

Editor: Robby Patria

Reporter: Humas Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabadung.id di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Badung.
Ikuti kami