Di tengah masih lesunya ekonomi saat ini, tentu membuat beberapa pelaku industri kecil menengah (IKM) kayu ukir ada saja patah semangat. Lain halnya dengan salah satu pelaku IKM ukir kayu arsitektur rumah adat Bali, I Gede Pande Surayasa, di Banjar Delod Perempatan, Tangeb, Abianbase, Mengwi, Badung.

Ia mengaku harus semangat, optimis dan tetap berkarya meskipun tidak ada pesanan datang sama sekali. Setidaknya, hasil ukiran dihasilkan saat ini dapat dijadikan stok dijual nanti saat kondisi telah normal.

"Optimislah, tentu dalam hal ini tetap dan terus bekerja saja. Hitung-hitung menambah stok barang. Karena, di kondisi saat ini (sepi pembeli) bahan baku maupun stok produk bisa dikatakan sangat banyak jika dibanding sebelumnya (kondisi normal)," jelasnya.

Jika dilihat kondisi saat ini, ia mengakui memang terjadi penurunan pesanan bahkan bisa mencapai 50 persen. "Pemasukan jadinya sudah tidak ada karena, tidak ada pesanan ukiran," ujarnya.

Dalam menyiasati agar usaha tetap mampu berjalan salah satunya, dengan cara sedikit mengurangi buruh yang bekerja. Jika sebelumnya mempekerjakan 5 sampai 6 orang buruh, saat ini diambil setengahnya saja.

"Ya, itu dilakukan agar tetap mampu bertahan saja dulu. Jika dibanding dengan usaha lain telah terlihat banyak gulung tikar. Namun, keyakinan dan optimisme akan perubahan membuat saya tetap tegar dan bertahan sampai saat ini," pungkasnya.

Surayasa berharap pandemi cepat berlalu sehingga usaha bisa berjalan seperti sebelum terjadi Pandemi. "Setidaknya Hotel bisa dibuka kembali karena, sebagian para konsusmen saya sebelumnya dari kalangan karyawan hotel maupun pelaku usaha akomodasi perhotelan dan Villa," harapnya.