Tradisi Mekotek di Desa Adat Munggu, Ritual Unik Perayaan Hari Raya Kuningan untuk Kesehatan dan Keselamatan
Tradisi Mekotek di Desa Adat Munggu, Ritual Unik Perayaan Hari Raya Kuningan untuk Kesehatan dan Keselamatan
GOOGLE NEWS
BERITABADUNG.ID, KUTA UTARA.
Dalam rangka merayakan Hari Raya Kuningan, masyarakat Desa Adat Munggu menggelar tradisi unik yang dikenal sebagai mekotek.
Acara ini melibatkan ribuan warga desa dan merupakan wujud rasa syukur serta harapan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Menurut Kelian Desa Adat Munggu, I Made Suwinda, tradisi mekotek diyakini memiliki makna mendalam.
"Jika tradisi ini tidak dilaksanakan, kami percaya bahwa wabah akan menyerang warga desa," ujarnya saat dihubungi pada Sabtu, 5 Oktober 2024.
Prosesi tradisi mekotek dimulai dengan persembahyangan di Pura Dalem Khayangan Wisesa, di mana seluruh krama (warga desa) melakukan ritual sembahyang serta medak Ida Batara Shangyang Kolem.
Setelah itu, mereka melanjutkan ke Pura Puseh untuk melaksanakan persembahyangan kedua.
Puncak dari tradisi ini berlangsung tepat pukul 14.00 WITA, ketika seluruh krama desa berkumpul di pertigaan Desa Adat Munggu.
Sebelum memulai mekotek, setiap peserta dipercik dengan tirta (air suci) sebagai simbol pembersihan dan penyucian.
Dalam ritual mekotek, masing-masing krama membawa sebatang kayu berjenis pulet, yang memiliki tinggi sekitar tiga setengah meter.
Kayu tersebut menjadi simbol kekuatan dan kebersamaan masyarakat dalam menjalani tradisi ini.
Tradisi mekotek tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Masyarakat desa dengan antusias mengikuti setiap tahapan tradisi ini, menciptakan suasana penuh semangat dan kegembiraan.
Dengan demikian, tradisi mekotek di Desa Adat Munggu tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kearifan lokal.
Ritual ini menjadi penanda bahwa budaya dan tradisi masih sangat hidup di tengah masyarakat Bali.
Editor: Aka Kresia
Reporter: Rilis Pers