search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bendesa Adat Klarifikasi Soal Viral Pedagang Pasar Kedonganan
Jumat, 13 Mei 2022, 23:20 WITA Follow
image

bbn/medsos/Bendesa Adat Klarifikasi Soal Viral Pedagang Pasar Kedonganan.

IKUTI BERITABADUNG.ID DI

GOOGLE NEWS

BERITABADUNG.ID, KUTA SELATAN.

Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha menjelaskan kronologis singkat dan penjelasan sebenarnya yang terjadi ketika viral pedagang di Pasar Kedonganan diduga naikkan harga ikan berkali lipat.

Saat Idul Fitri, kata dia, ada salah satu pengunjung ingin menikmati sea food kemudian membeli di pasar kedonganan. Lantaran suasana Idul Fitri suplai ikan tidak ada.

Begitupun suplai pedagang ikan dari Jawa tidak ada yang datang sehingga terjadilah kelangkaan. Bahkan di Kedonganan saat itu banyak kafe yang tidak mendapat pasokan ikan dan harga juga pada waktu itu tidak terkendali. 

"Pada saat itu pengunjung tersebut ingin membeli Lobster dan Kepiting hidup kalau harga normal biasanya Rp280 sampai Rp300 ribu per kilo. Namun pada saat itu harga per kilo Rp350 ribu artinya memang karena langka dan permintaan yang tinggi," paparnya saat dikonfirmasi, Jumat (13/5) di Badung. 

Pengunjung tersebut merasa harga tersebut dinaikkan karena pada saat itu juga kafe-kafe mengalami kelangkaan stok ikan. Jadi, kata dia, berapapun harga pasti dibeli. 

"Jadi hal ini murni transaksi antara pembeli dengan pedagang jadi tidak ada upaya  kesengajaan untuk menaikkan harga, ini memang barang yang langka. Kondisi tersebut biasa bila barang langka pasti harga naik," cetusnya.

Kemudian pembeli berlanjut membeli udang dipanggang di kafe yang katanya udang sebelum dipanggang besar-besar setelah dipanggang menjadi kecil-kecil. 

"Menurut saya mungkin ada 2 kemungkinan, pertama mungkin barangnya tertukar karena padatnya pengunjung. Kemungkinan yang kedua biasanya kalau udang dipanggang atau dibelah pasti akan mengkerut dan hal ini mungkin juga hal yang biasa," paparnya.

Hal ini, menurutnya sangat disayangkan hal hal tersebut sampai diunggah dan menjadi ramai di media sosial. Seharusnya, keluhan itu diarahkan ke kafe tersebut.

"Saya hormati konsumen namun sangat disayangkan kenapa pengunjung tidak melihat kondisi pada saat itu. Jika dia berbelanja sekarang mungkin lebih murah karena pedagang sudah datang dan barang sudah banyak tersedia segingga lebih murah," sebutnya.

Terkait hal ini, pihaknya melakukan sejumlah upaya yaknii meminta kepada kepala pasar agar dapat bertemu dengan pedagang untuk diberikan pembinaan agar tidak mengambil kesempatan menaikkan harga semena-mena. Sehingga, kemudian tidak merusak citra Kedonganan. 

Yang kedua, ia meminta Ketua Pengelola kawasan untuk bertemu dengan pengelola kafe yang memberikan jasa panggang untuk berusaha memberikan pelayanan yang baik.

Editor: Robby Patria

Reporter: Kontributor Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabadung.id di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Badung.
Ikuti kami