search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jaga Ekosistem Laut, Kelompok Nelayan Wanasari Bersihkan Sampah di Hutan Mangrove
Jumat, 4 Juni 2021, 18:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABADUNG.ID DI

GOOGLE NEWS

BERITABADUNG.ID, KUTA SELATAN.

Kondisi hutan bakau yang tercemar sampah maupun limbah, tentu dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan hewan di dalamnya. Untuk itu, pembersihan kawasan mangrove dari sampah plastik menjadi sangat penting untuk menjaga ekosistem laut. 
Oleh karena itu, dalam rangka menyambut hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni, Kelompok Nelayan Wanasari melakukan aksi bersih-bersih bakau.

Aksi peduli lingkungan ini dilaksanakan di areal hutan Mangrove tepatnya di kawasan Tahura Tuban, Kuta. Kegiatan ini juga dilakukan untuk menjaga ekosistem bakau agar biota di dalamnya dapat berkembang. “Ketika kondisi laut dan bakau yang banyak sampah ada limbah, tentu berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan kepiting,” kata Koordinator Kelompok Nelayan Wana Sari I Made Sumasa, Jumat (4/6).

Dalam memperingati hari lingkungan hidup ini, pihaknya mengajak anggota kelompok untuk melakukan pembersihan di kawasan hutan bakau. Hal ini juga dilakukan lantaran beberapa hari lalu banyak sampah plastik yang terbawa air pasang."Disini kami melakukan pembersihan, kami pungut satu persatu sampah plastik yang saban hari terbawa oleh air pasang,” jelasnya.

Pihaknya juga menyampaikan kalau Kelompok nelayan yang tergabung dalam ekowisata mangrove juga melakukan pembersihan bakau setiap minggunya. Menurut Sumasa, kegiatan bersih-bersih bakau ini untuk mengajarkan kepada generasi penerus bahwa pentingnya menjaga ekosistem bakau. 

Dirinya juga mengajak komunitas lingkungan dan akademisi untuk menanamkan pentingnya menyikapi sampah plastik kepada generasi penerus bangsa."Kegiatan kami tidak hanya hari ini, tapi setiap hari minggu kami membersihkan bakau secara berkala. Melalui aksi ini kami mengajak masyarakat untuk menanamkan pentingnya menjaga kebersihan,” katanya.

Nelayan kampung kepiting ini, juga memiliki program breeding kepiting yang berfokus kepada tekstur daging yang sehat dan layak konsumsi. Untuk mengetahui kondisi kepiting, kelompok ini melakukan beberapa penelitian di laboratorium yang mereka miliki. Kepiting juga diberikan makanan khusus.

“Kami dalam breeding kepiting melakukan uji coba memberikan pakan ekstrak ulat maggot. Jadi magot yang kami berikan ternyata dapat mempercepat pertumbuhan kepiting dan menciptakan tekstur daging yang bagus,” ucapnya.Dalam kesempatan tersebut, Sumasa juga mengungkapkan, bahwa sebagai nelayan kelompoknya tidak hanya mencari keuntungan dari hasil budidaya. Ia menuturkan sejak awal melakukan budidaya kepiting sebanyak 50 persen larva kepiting dilepaskan ke hutan bakau. Dengan harapan kepiting tetap lestari di alamnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: Kontributor Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabadung.id di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Badung.
Ikuti kami