Akulturasi Budaya Identitas Bali-Tionghoa Pada Vihara Dharmayana Kuta
GOOGLE NEWS
BERITABADUNG.ID, KUTA.
Perayaan Tahun Baru Imlek 2572 terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena masih terdampak pandemi covid-19 yang belum usai. Rangkaian pelaksanaan Imlek tahun ini pun tidak disertai dengan perayaan meriah, seperti ditiadakannya atraksi barongsai dan liong.
Namun, ada yang unik dari perayaan Imlek di Vihara Dharmayana Kuta. Tiap umat yang melaksanakan ibadah terlihat menghaturkan canang di beberapa tempat pemujaan yang terdapat pada vihara.
Penanggung Jawab Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja menjelaskan jika penghaturan canang tersebut merupakan salah satu keunikan yang dilakukan oleh vihara-vihara yang ada di Bali, tidak hanya di Vihara Dharmayana Kuta saja.
Baca juga:
Ibudaya Festival Mengusung Tema
Hal tersebut dilakukan karena sebagai keturunan Tionghoa yang telah lama menetap di Bali, terjadi suatu perpaduan unsur-unsur antara budaya Bali dan Tionghoa, sehingga membuat tradisi penghaturan canang ini dilakukan pada saat ibadah berlangsung, seperti pada perayaan Tahun Baru Imlek ini misalnya."Sebagai persembahan awal di Tahun Baru Imlek ini kita ikut menghaturkan canang di beberapa tempat pemujaan, hal ini sebenarnya sudah dari dulu kita lakukan secara turun temurun. Kalau belum menghaturkan canang, rasanya kurang lengkap," ungkap Adi.
Menurutnya, perwujudan canang yang terdiri dari kumpulan bunga dan pelengkap lainnya menjelaskan adanya suatu konsepsi. Canang diyakini merepresentasikan sebuah makna berupa rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berbagai hal yang telah dihasilkan oleh alam.Oleh sebab itu, sebagai manusia sudah seharusnya kita selalu memanjatkan rasa syukur tersebut dengan menghaturkan kembali hasil-hasil alam sebelum menikmatinya.
Editor: Robby Patria
Reporter: -