Kondisi Bali Riskan Jika Bergantung pada Pariwisata
GOOGLE NEWS
BERITABADUNG.ID, KUTA SELATAN.
Pemerintah pusat masih melakukan pembatasan serta memperketat kedatangan orang asing ke Bali. Meskipun demikan masih tetap ada harapan bagi pariwisata Bali untuk bangkit kembali.
Tentu kondisi tersebut harus dipahami sebagai pengamanan yang dilakukan Pemerintah agar semakin kondusif di tengah melandainya kasus Covid-19 di Bali.
Langkah tersebut dilakukan Pemerintah dalam upaya tetap mewaspadai masuknya varian virus Omicron ke Bali. Dengan harapan tidak sampai menyebar luas di tengah masyarakat. Ditambah Bali nantinya menjadi tuan rumah G20 tentu menjadi perhatian serius dan penting.
Baca juga:
Pariwisata Lombok Berkembang Bali Fokus
Melihat kondisi Pariwisata Bali secara umum, akademisi Universitas Udayana (Unud) Wakil Dekan I Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Dr. I Nyoman Sukma Arida, M.Si mengatakan kedepan Bali agar tidak kembali bergantung satu sektor yaitu pariwisata saja. Kondisi tersebut dinilai sangat riskan bagi Bali secara umum.
"Tentu tidak dapat lagi bergantung 100 persen pada Pariwisata. Dalam kondisi saat ini setidaknya masyarakat dapat belajar bahwasanya sangat riskan hanya bergantung ke sektor pariwisata saja," katanya, Selasa (4/1) di Badung.
Meskipun terlambat setidaknya masyarakat dapat melirik ke sektor-sektor non pariwisata saat ini. Misal ke UMKM, Industri kreatif maupun Kecil, Pertanian maupun Perkebunan.
"Sangat besar peluangnya sektor non Pariwisata misal, UMKM, Industri kreatif, Pertanian maupun Perkebunan di Bali ini. Setidaknya kondisi tersebut nantinya mampu memberi keseimbangan serta antisipasi jika kedepan menghadapi kondisi yang sama atau seperti saat ini," paparnya.
Dirinya berharap kepada pelaku industri pariwisata agar tetap bersabar. Jika tidak memiliki kesabaran ekstra tentu kondisi akan menjadi lebih parah.
"Mungkin dalam kondisi saat ini membutuhkan kesabaran. Ya misal sementara dapat mengambil wisatawan domestik sehingga menurut saya akan lebih produktif sementara waktu," harap Arida.
Editor: Robby Patria
Reporter: Kontributor Badung