Di Bali, Airbus Prediksi Indonesia Butuh 1.000 Pesawat Baru untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Airbus memprediksi jika Indonesia membutuhkan 1.000 Pesawat Baru untuk mendukung Pertumbuhan Ekonomi
GOOGLE NEWS
BERITABADUNG.ID, BALI.
Airbus memperkirakan Indonesia akan membutuhkan setidaknya 1.000 pesawat baru dalam 20 tahun ke depan.
Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia untuk sektor penerbangan.
Perkiraan ini berdasarkan peningkatan lalu lintas penumpang yang kuat, mencapai 7,4% per tahun, jauh di atas rata-rata global sebesar 3,6%.
Baca juga:
SAR Indonesia Teken MoU dengan Timor Leste
Pada acara media briefing di Bali International Airshow (BIAS), President Asia Pacific Airbus, Anand Stanley, mengungkapkan bahwa pertumbuhan industri penerbangan Indonesia didorong oleh kebutuhan transportasi udara di negara yang terdiri dari 17.000 pulau dengan populasi 280 juta jiwa.
Menurut Anand, banyak penduduk Indonesia yang belum pernah terbang dengan pesawat, sehingga transportasi udara akan menjadi kunci penting untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa mendatang.
Saat ini, Indonesia memiliki 480 pesawat yang beroperasi dengan lebih dari 100 kursi. Sementara itu, terdapat pesanan tambahan sebanyak 490 pesawat, dengan setengah dari armada yang ada serta backlog pesanan berasal dari Airbus.
Meski demikian, Anand menegaskan bahwa jumlah ini masih belum cukup untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, seiring dengan tingginya minat perjalanan udara di Indonesia.
Airbus menawarkan solusi penerbangan yang lebih efisien untuk mengatasi permintaan tersebut, salah satunya adalah pesawat Airbus A220.
Pesawat ini memiliki jangkauan terbang yang jauh, memungkinkan penerbangan langsung antar titik di seluruh wilayah Indonesia.
Keunggulan lain dari A220 adalah kebutuhan landasan pacu yang lebih pendek, menjadikannya ideal untuk membuka rute ke daerah-daerah terpencil.
Sementara itu, untuk rute dengan permintaan penumpang yang tinggi, Airbus juga mempromosikan A330neo yang sudah beroperasi di maskapai Garuda Indonesia dan Lion Group.
Pesawat berbadan lebar ini memiliki efisiensi bahan bakar tinggi dan fleksibilitas untuk berbagai konfigurasi penerbangan, baik domestik maupun internasional.
Selain kebutuhan pesawat baru, Airbus juga berkomitmen untuk menjalin kemitraan jangka panjang di Indonesia. Anand menyebutkan potensi besar dalam pengembangan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) di Indonesia.
Kerjasama ini mencakup pemanfaatan sumber daya lokal seperti minyak goreng bekas, residu pertanian, dan sampah kota sebagai bahan baku SAF.
Airbus melihat Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi terbesar di Asia Pasifik dalam pengembangan SAF, yang akan membantu industri penerbangan menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan.
Editor: Aka Kresia
Reporter: Rilis Pers