BMKG Ungkap Faktor Hujan Turun Tidak Menentu di Bali
GOOGLE NEWS
BERITABADUNG.ID, KUTA.
Prakirawan Cuaca, Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, Putu Agus Dedy Permana memaparkan berdasarkan pantauannya sebagian wilayah Bali masih dalam masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.
Dijelaskan pada saat musim peralihan biasanya keadaan cuaca menjadi tidak menentu, dimana satu hari bisa hujan tetapi hari lainnya tidak terjadi hujan.
Indeks El Nino Southern Oscillation atau ENSO menunjukan saat ini kondisinya berkisar antara netral hingga La Nina lemah. Kondisi ini secara signifikan meningkatkan potensi hujan di wilayah Indonesia.
Suhu muka laut di sekitar wilayah Bali berkisar antara 28 - 31 derajat celcius. Suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) di wilayah Bali.
"Faktor turunnya hujan secara tidak menentu pada saat ini dipengaruhi oleh faktor tersebut", jelasnya, Selasa (21/6) di Badung.
Setiap tahunnya akan ada periode waktu dimana cuaca akan fluktuatif seperti baik terjadi pada musim kemarau, hujan, atau masa peralihan.
"Cuaca yang fluktuatif pada saat musim peralihan sangat normal terjadi," katanya.
Kondisi Cuaca untuk wilayah Bali 3 hari ke depan diperkirakan secara umum cerah – berawan.
"Terdapat potensi hujan ringan secara tidak merata di sebagian besar wilayah Bali. Perlu diwaspadai adanya potensi angin kencang terutama di selatan Bali," katanya.
Ia menambahkan beberapa hari ke depan masih ada potensi hujan ringan di sebagian besar wilayah Bali terutama di Bali bagian tengah.
Dirinya mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat atau petir.
Masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari agar mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan utara dan selatan Bali.
Maysrakat juga agar memperhatikan Informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem.
Editor: Robby Patria
Reporter: Kontributor Badung