Permintaan Keben di Banjar Blumbang Penarungan Masih Stabil
GOOGLE NEWS
BERITABADUNG.ID, ABIANSEMAL.
Produk kerajinan Keben bermotif tempelan desain berbagai warna warni bunga disebut masih mampu bergeliat di tengah Pandemi saat ini.
Meskipun ada sedikit penurunan jumlah permintaan pada Hari Raya Galungan dan Kuningan bulan lalu akan tetapi, penjualan disebut masih stabil oleh salah satu pelaku usaha alat-alat upakara yadnya dan persembahyangan di Banjar Blumbang, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Ni Made Budi, Selasa (4/5).
"Sejak pandemi memang telah ada menurun pernintaan sebesar 50 persen, akan tetapi kondisi tersebut tidak terlalu berdampak signifikan pada permintaan produk Keben secara umum.Jadi, bisa dikatakan masih ada saja yang membeli meskipun tidak dalam jumlah banyak," pungkasnya.
Sempat sebelumnya pesanan datang dari luar daerah dengan cara pembeli datang langsung, selanjutnya beberapa bulan sekali diambil dalam jumlah banyak.
"Sempat sampai luar daerah Keben ini dipesan untuk dibawa ke Lampung, Sulawesi, Lombok serta ke Jakarta dengan sekali angkut mencapai kurang lebih 50 Pcs Keben dan beberapa produk upakara lainnya," ujarnya.
Untuk Keben-keben belum ditempel kertas tisu bermotif sebagian besar didatangkan dari pengrajin di beberapa daerah di Bali, yang sebagian besar berbahan baku Bambu dan daun Pandan.
"Keben-keben ini sebagian besar didatangkan dari daerah Buleleng dan Bangli, untuk selanjutnya ditempel dengan kertas bermotif bunga-bungaan ini yang dipesan secara langsung dari negara Korea," jelasnya.
Dalam pengerjaan penempelan biasanya dilakukan oleh 6 orang pekerja khususnya para ibu-ibu rumah tangga dalam mengisi waktu sengang. Dalam sehari, per orang mampu menempel ke belasan Keben. Untuk harga ditawarkan beragam tergantung ukuran serta motif masing-masing produk tersebut.
"Harga per Pcs Keben kami jual mulai dari harga, Rp 25 ribu sampai Rp 200 ribuan per pcs dengan ukuran 20 sampai 30 cm meter satu Kebenya," pungkasnya.
Editor: Robby Patria
Reporter: Tim Liputan