search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
2020, Ekonomi Bali Minus 9,31%
Sabtu, 6 Februari 2021, 11:05 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABADUNG.ID DI

GOOGLE NEWS

BERITABADUNG.ID, ABIANSEMAL.

Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Bali mencatat pertumbuhan ekonomi Bali triwulan IV tahun 2020 dari perbandingan per semester atau c-to-c tumbuh 0,94%. Sedangkan dibandingkan periode per tahun y-to-y tumbuh negatif atau terkontraksi sebesar 12,21% dan secara kumulatif dalam setahun mengalami kontraksi sebesar 9,31%.

Dalam keterangannya, Kepala BPS Provinsi Bali, Hanif Yahya, S.Si, M.Si mengatakan perekonomian Bali pada tahun 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp.224,21 triliun.

Sementara dalam hitungan atas dasar hargakonstan (ADHK) tahun 2010, PDRB Bali tercatat sebesar Rp. 147,55 triliun. Jika diukur atas dasar harga berlaku (ADHB), total nilai tambah tersebut mengalami penurunan Rp. 27,93 triliun dibandingkan capaian tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp. 252,14 triliun. 

"Dengan capaian tersebut, ekonomi Bali triwulan IV-2020 tercatat tumbuh sebesar 0,94 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q)," demikian dikutip dari keterangan rilisnya, Jumat (5/2/2021).Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), ekonomi Bali triwulan IV-2020 tercatat tumbuh negatif sedalam -12,21  persen.

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Bali selama tahun 2020 tercatat tumbuh negatif (terkontraksi) sedalam -9,31 persen. Sepanjang tahun 2020, struktur ekonomi Bali dari sisi produksi masih didominasi oleh Lapangan Usaha Kategori I (Penyediaan Akomodasi  dan Makan Minum) dengan besaran nilai tambah Rp.41,19 triliun atau 18,37 Persen dari total PDRB Bali. 

Kontributor terbesar kedua adalah Lapangan Usaha Kategori A (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan) dengan sumbangan nilai tambah Rp.33,83 triliun (15,09 persen). Kemudian disusul oleh Kategori F (Konstruksi) yang nilai tambahnya tercatat sebesar  Rp.23,75   triliun (10,59 persen).Sementara dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar tercatat pada Komponen Konsumsi Rumah Tangga yaitu 54,06 persen.

Editor: Robby Patria

Reporter: Tim Liputan



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabadung.id di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Badung.
Ikuti kami