Konflik di Timur Tengah semakin memanas, terutama setelah Israel terlibat perang dengan Lebanon. 

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan para pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di wilayah perbatasan, termasuk para pekerja asal Bali.

Beritabali.com berhasil menghubungi salah satu PMI asal Bali yang bekerja di kota Aqaba, Yordania, sebuah kota yang terletak di dekat perbatasan Israel. 

Aqaba dikenal sebagai kota pantai yang berlokasi di bagian selatan Yordania, menjadikannya salah satu wilayah yang strategis namun juga rentan terhadap ketegangan regional.

Ni Kadek Ari Yuli Pradnyani, seorang pekerja migran asal Petang, Badung, Bali, menjelaskan bahwa saat ini terdapat 102 PMI yang berada di Aqaba. 

Dari jumlah tersebut, sekitar 74 orang berasal dari Bali, sementara sisanya berasal dari Jakarta, Jawa, dan Sulawesi. 

"Kami semua dalam kondisi aman dan selamat," ungkap Kadek saat diwawancarai oleh Beritabali.com.

Meskipun merasa aman, Kadek tidak menutupi kekhawatirannya karena berada di wilayah yang dekat dengan konflik. 

"Kadang takut, karena langsung melihat bom seperti kembang api terbang di langit," tuturnya. Namun, Kadek menegaskan bahwa sejauh ini kota Aqaba masih dalam kondisi aman.

Kadek juga menyampaikan bahwa KBRI di Amman, Yordania, selalu siap memantau dan memberikan dukungan kepada para PMI di sana. 

"Pemerintah dari KBRI Aman Yordania selalu bersama kami dan mendukung kami," tambah Kadek. 

Ia pun berpesan kepada keluarganya di Bali, "Kita semua dalam keadaan aman dan selamat. Semoga Ida Sangyang Widhi Wasa selalu melindungi kita."

Dengan doa dan harapan, para pekerja migran di Aqaba terus melanjutkan aktivitas mereka meski berada dalam bayang-bayang konflik yang terjadi di wilayah sekitarnya.