search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pandemi, Sekolah Kejuruan Swasta Minim Peminat
Jumat, 28 Mei 2021, 23:05 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABADUNG.ID DI

GOOGLE NEWS

BERITABADUNG.ID, MENGWI.

Ternyata pandemi tidak hanya memberi dampak ke sektor pariwisata saja akan tetapi, memberi dampak juga ke bidang pendidikan. Salah satunya dinilai semakin menurunnya minat calon siswa memilih sekolah ke kejuruan swasta lagi. Kondisi tersebut salah satunya dialami oleh SMP Seni Ukir di Banjar Delod Perempatan, Tangeb, Abianbase, Mengwi, Badung. Menurut Kepala Sekolah  I Gede Pande Surayasa, Jumat (28/5) menyampaikan, pandemi menyebabkan animo anak menurun bersekolah ke sekolah swasta kejuruan pada khususnya.

Hal tersebut mungkin disebabkan karena, sebagian besar orang tua para calon siswa di komplek perumahan maupun kos-kosan di wilayah Desa Tangeb utamanya telah ada pulang kampung sebagian. Hal tersebut disebabkan karena, sebagian besar orang tua dari calon siswa bekerja di sektor pariwisata yang dari pengalaman sebelum pandemi memang rata-rata orang tua calon siswa menyekolahkan anaknya ke SMP Ukir.

"Memang saya rasa sangat berkurang peminatnya, sebelumnya sebagian besar para calon siswa dari luar Kabupaten Badung juga memilih sekolah disini," jelasnya.

Hal tersebut mungkin sangat dipengaruhi oleh para orang siswa calon siswa khususnya sebagian bekerja di sektor pariwisata. Mungkin karena dirumahkan otomatis menyebabkan mengurangi pendapatan bulanan, sehingga berimbas pada pemilihan sekolah yang tidak lagi memilih sekolah swasta."Sebagian orang tua siswa bekerja di Hotel sehingga, akhirnya berdampak pada penerimaan dari siswa itu sendiri," ujarnya.

Jika dilihat sejak pandemi mulai merebak penurunan minat jumlah siswa memilih sekolah swasta memang mulai ada sedikit demi sedikit. Sampai saat ini, terlihat dampaknya untuk memenuhi satu kelas saja sangat sulit sekali.

"Dulu (Sebelum Pandemi) mengisi dua kelas tidak ada masalah, tetapi saat ini jangankan dua kelas setengah kelas saja tidak bisa terpenuhi. Dari catatan saat ini baru 10 orang calon siswa saja berminat. Biasanya dalam satu kelas normal menampung 32 orang siswa," ujarnya.

Apa lagi saat ini telah ada dua sekolah swasta di Kabupaten Badung telah tutup.Tentu hal tersebut tidak diharapkan akan terjadi dan menimpa sekolah SMP Ukir.

Meskipun minat para calon siswa menjatuhkan pilihan ke sekolah swasta menurun, pihaknya tetap semangat dan pantang menyerah. Salah satunya upayanya untuk menggaet siswa, diantaranya dengan cara tetap melakukan promosi sekolah memanfatkan jejaring media sosial.

Editor: Robby Patria

Reporter: Kontributor Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabadung.id di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Badung.
Ikuti kami