Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Darmasaba, Badung saat ini mencatat total dana kas tersimpan Rp1,5 miliar dengan total dana kas sebelumnya sebesar Rp2 miliar.

Dari total jumlah dana kas tersebut sebelumnya untuk pemanfaatan modal digunakan untuk opresional salah satunya untuk pembelian satu unit truk. Hal itu disampaikan, Perbekel Desa Darmasaba, IB Surya Prabhawa, Senin (5/4) di Desa Setempat.

"Jika dilihat sebelumnya total dana di BUMDes sebesar Rp2 miliar, sedangkan sampai saat ini total kas tercatat sebesar 1,5 miliar belum digarap milik BUMDes. Dari total dana kas tersebut pemanfaatnya kedepan tentu tetap melihat kondisi terlebih dahulu serta apa yang prospek dapat dikerjakan nantinya itu akan digarap," paparnya.

Jadi, kata dia, dalam pengembangan BUMDes kedepan ada dua hal perlu diperhatikan mulai dari, pangsa pasar dan kesiapan BUMDes. 

"Walaupun melihat peluang banyak akan tetapi, kesiapan tidak ada  buat apa dipaksakan. Jadi dalam hal ini masih dalam tahap mempelajari apa sebenarnya kebutuhan ke dalam, apa harus dikembangkan dan melihat perkembangan pasar di luar. Tentu, semua dalam upaya memajukan BUMDes saat ini maupun akan datang," bebernya.

Adapun rencana kedepan yang harus dilakukan segera adalah bekerjasama dengan salah satu Universitas khususnya dalam pengembangan bisnis.

"Jika memang ada pengabdian masyarakat, tentu dapat diarahkan untuk inkubator bisnis khususnya BUMDesnya. Mulai dengan membuat bisnis plan, mempelajari potensi desa dan mengembangkan usaha. Yang nantinya akan melibatkan universitas," bebernya.

Sementara saat ini BUMDes bergerak dari penanganan sampah, pemenuhan ATK di kantor Perbekel Desa Darmasaba serta berkaitan dengan konsumsi khususnya dalam pelaksanaan kegiatan rapat.

"Sementara BUMDes masih di bidang tersebut. Jadi dalam hal ini BUMDes tidak ada untuk simpan pinjam, saya memiliki 9 program unggulan salah satunya pembangunan berkeadilan dan berkemanfaatan. Bukan pembangunan berkeadailan saja akan tetapi, berkemanfaatan juga," cetusnya.

Karena, menurutnya  jika melakukan pembangunan baik SDM, alam maupun fisik tidak berkemanfaatan tentu akan menjadi sampah. 

"Tentu tidak ingin seperti itu, atau sama halnya dengan membakar uang namanya itu," tutupnya.